Gara-Gara 500 Ribu, Anak Sulung Sabetkan Parang ke Leher Ibunya
Momen tragis berlangsung di Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Momen pembunuhan ibu kandung oleh anaknya berlangsung di desa pesisir selatan ini.
Saksi yang ada di tempat, yang tetangga korban, Jumadi (49), menjelaskan waktu itu korban, Sutarmi (50) tengah ada di sawahnya. Situasi juga, ramai oleh beberapa orang yang ada di sawahnya semasing.
Maklum, musim panen raya sudah tiba. Petani tengah senang menyongsong hasil panenan yang bagus kesempatan ini.
Lalu, datang lah anak sulung Sutarmi, Sumudi (35). Dari pembicaraan yang didengarnya, Sumudi datang memohon uang pada ibunya. Tidak diduga, pembicaraan itu selesai dengan pembunuhan.
Jumlahnya lumayan besar untuk Sutarmi yang cuma petani kecil, yaitu Rp 500 ribu. Tidak terang juga akan dipakai untuk apa uang itu. Yang pasti, Sutarmi tidak penuhi keinginan Sumudi.
Geram karena permintaannya tidak dituruti, Sumudi mengamuk. Ia keluarkan parang dari tas ransel yang digendongnya.
Jumadi menduga parang itu cuma gertak sambal anak pada ibunya. Untuk Jumadi, tidak mungkin saja seseorang anak tega melukai, terlebih membunuh ibunya.
Keceriaan Musim Panen Beralih Duka
Tanpa ada dinyana, parang itu ditebaskan ke leher ibunya. Sutarmi juga jatuh terpuruk di pematang sawah. Mengenai aktor, sipat kuping melarikan diri.
” Korban datang minta uang pada ibunya. Sama ibunya tidak dituruti. Korban minta uang 500 ribu. Setelah itu korban dibunuh oleh Sumudi, ” ucap Jumadi, seperti diambil dari tayangan pers yang di terima Liputan6. com, dari Humas Kepolisian Resor Kebumen, Jumat sore.
Jumadi cemas. Ia berteriak menyebut beberapa petani yang tengah ada di sawahnya. Keceriaan musim panen juga sontak beralih jadi duka.
Lalu, beberapa warga memberikan laporan momen ini ke pemerintah desa serta kepolisian. berkerumun di sekitaran jenazah korban.
Disangka Korban Sempat Alami Masalah Jiwa
Karena jenazah korban pembunuhan, tidak ada satu juga warga yang berani mengevakuasi jenazah korban. Mereka, cuma berkerumun menanti jenazah dievakuasi oleh kepolisian.
Kepala Polres Kebumen, AKBP Arief Bahtiar memimpin segera evakuasi serta olah empat Peristiwa Perkara (TKP) yang dikerjakan Indonesia Automatic Fingerprints Identification Sistem (Inafis) Polres Kebumen.
Arief menjelaskan, masalah itu masih tetap diselidiki, termasuk juga mengecek beberapa saksi di lapangan. Mengenai aktor, tetap dalam pengejaran polisi.
Info yang dipeoleh kepolisian, aktor sempat menderita masalah jiwa. Tetapi, hal tersebut belum juga bisa di pastikan.
” Peluang aktor alami masalah jiwa juga akan kami selidiki, ” dia menjelaskan.
Hasil kontrol tim medis serta kepolisian, korban wafat dunia karena sabetan parang yang hampir memutus lehernya.